Seperti dasiyah dan kebanyakan orang -orang memiliki mimpi. Begitupun saya. Saya tidak memiliki begitu banyak, karena tahu terkadang hal-hal yang diinginkan akan mengecewakan. Saya berusaha untuk tidak kecewa terhadap hal-hal tersebut. Namun, ketika saya mempercayai seseorang untuk dapat mewujudkan mimpi itu tetap rasanya mustahil bagi saya untuk mewujudkannya karena pada sebelumnya, kepercayaan saya diperoleh untuk semata-mata hanya menjadikan saya sebagai orang yang mampu dipekerjakan. Seharusnya saya tidak kecewa terhadap mimpi yang padahal saya tahu bahwa itu memang tidak akan dapat pernah bahkan sama sekali tercapai. Mulai sejak itu saya merasa bahwa saya sepatutnya hanya perlu melakukan apa yang saya lakukan, membantu orang yang meminta tolong dan sekedar itu. Terlalu banyak urusan yang tidak sepatutnya saya campuri dan ketika saya melihat ke arah jendela yang kusam hanya akan tampak cahaya yang remang-remang terlihat.
Andai saja, mimpi saya tidaklah rumit, tidak begitu banyak dan kompleks, dan andai saja mimpi itu seperti membalikkan telapak tangan. Mimpi saya pasti tidak akan mengecewakan. Pendapat saya selaku berbeda dengan orang lain, bahkan cara berpikir saya begitu. Bagaimana saya melihat sesuatu mungkin akan dianggap sebagai suatu ajaran sesat. Tapi, orang-orang yang memiliki jalan pikir terbalik itu bukan bertujuan untuk dapat berbeda dari yang lainnya, bagi saya ini kecacatan walau sebenarnya ini adalah hal-hal yang lumrah terjadi.
Sekali lagi saya hendak bermimpi dan tidak ingin melibatkan orang lain dalam mimpi saya ini. Mungkin kedengarannya agak diluar dari batasan aturan keluarga saya. Tapi, saya akan benar-benar melakukannya suatu saat nanti. Mimpi ini harus benar-benar terwujud agar nantinya tidak ada penyesalan yang dirasakan di masa mendatang.