...dan seperti waktu-waktu sebelumnya, sebuah ketakutan berhasil menghantui pikiranku. Berbeda dari hari biasanya, hari ini tidak seperti kebanyakan waktu-waktu sebelumnya, aku benar-benar takut akan bagaimana jika orang-orang yang tinggal di sekitarku merasa beban atas kehadiranku. Memberikan tempat terluas mereka untuk diberikan padaku secara sukarela. Tapi dari hari ke hari aku terus memikirkan suatu hal yang akan memberikan imbas merugikan di masa mendatang. Sebuah cara yang mana akan menguntungkan dan tidak memberatkan sebelah pihak. Aku pun tidak ingin seperti ini juga, tapi apa boleh buat, sudah kadung terjadi.
Sekarang pun sibuk memikirkan bagaimana cara membalas semua kebaikan yang telah mereka berikan kepadaku dengan sukarela tanpa berharap apapun lagi. Di kemudian hari aku terus terbayang-bayang mengenai pemikiran-pemikiran dari masa lampau yang terus menghantuiku, ada banyak dan sulit sekali untuk menghindari pikiran tersebut. Seperti berseteru dengan pikiran sendiri.
Tapi seperti hari ini aku merasa gagal atas semua tindakan yang telah aku perbuat, semuanya adalah sebuah kesalahan yang tak dapat dibenahi sampai kapan pun. Kalau pun dibenahi sepertinya juga tidak akan bisa selesai, semua pemikiran-pemikiran yang mengganggu sejauh ini akan terus terbayang, terus bertanya-tanya kenapa melakukan tindakan hal barusan? Kenapa tidak pikir panjang? dan apakah sebenarnya semua fungsi otak telah di pergunakan sesuai fungsinya? Bukankah malah jadi tidak berguna.
Seminggu yang lalu aku mendiagnosa diriku kini mengidap kista pilonidal tapi belum secara pasti, tapi ada kemungkinan aku harus menjalani operasi bila benar mengidap penyakit tersebut. Lalu, lusa lalu aku harus dilarikan ke rumah sakit karna luka terbuka di dagu yang terus meneteskan darah, pasca-kecelakaan aku merasa aku adalah sebuah kerugian bagi orang-orang di sekitarku. Sebenarnya aku sudah terbiasa dengan rasa sakit, hanya saja terselip lipatan besar yang harus di tanggung oleh orang-orang di sekitarku, dan hal itulah yang membuatku tak nyaman.
Rasanya ingin menghidupi diri sendiri, tapi tentu tak mungkin, aku bukan orang yang didik untuk menjadi egois. Di kamus hidupku pun tak ada hal itu, membantu sebisa dan menurut kesanggupan batas maksimalku bukan sesuai keinginan dan harapan mereka, tentu hanya itu dan tidak lebih.
Ini hukuman dari masa lalu dan pelajaran untuk di masa mendatang.
"Sejauh mana keyakinan saya bahwa hal yang saya tempuh hari ini akan membawa saya ke dermaga kesuksekan masa depan?"