Livia, seekor kucing jenis scottish fold berbulu putih dan bermata biru tanpa pemilik yang sangat terkenal di sebuah rumah susun. Livia memilik tubuh berisi seperti seekor domba dan bulu sebersih gumpalan kapas pabrik, belum lagi sepasang mata yang senada dengan langit cerah.
Livia terkenal dengan parasnya yang anggun dan bulunya yang indah, bahkan membuat siapa pun dapat jatuh cinta pada pandangan pertama.
Livia sudah lama tinggal di rusun, tepatnya selalu bermalam di atap dekat dengan penampang air. Disana hangat dan bersih, hanya saja sedikit berisik daat pompa air sedang beroperasi.
Warga sekitar menamainya Livia, bermulai saat seorang gadis dari toko roti memanggilnya livia karna kucing itu tiba-tiba berada disana dan mulai tinggal seorang diri. Livia diambil dari kata Live, artinya 'hidup', 'yang hidup' atau 'tinggal. Menurut seorang wanita tua yang sering memberi makanan, livia sangat pandai merawat diri. Bulu-bulunya halus, putihnya tak pernah tampak kusam, dan Livia tak pernah mencakar manusia sama sekali.
Warga sekitar juga selalu memerhatikan Livia. Kucing itu selalu memijakkan cakarnya sendirian kemana pun ia berlalu. Dari awal matahari terbit sampai bulan terbenam pun, belum ada yang berhasil mendapati cakar maupun di jilat oleh Livia.
Walau begitu setiap pandangan yang jatuh pandanya selalu menyisakan
kata-kata pujian.
Suatu
hari ada seekor kucing domestik jantan berbulu kembang telon berjalan di sekitar
parkiran rumah susun itu, entah apa yang dicari kucing tersebut.
Tiba-tiba kucing itu bertemu Livia. Kedua ekor kucing itu terdiam,
saling menatap satu sama lain, memerhatikan tiap inci gerakan yang
diperbuat keduanya, sampai salah satunya mulai mengendus suatu bau samar
yang dicarinya. Livia bukan seekor kucing garang yang gemar menyakar,
dia selalu tampak anggun. Kemudian Livia berjalan menghindari kucing
kembang telon itu dengan bulu yang tak tampak berdiri sama sekali.
Kucing kembang telon itu terdiam, mencium sisa aroma yang Livia tinggalkan.
Beberapa
waktu kemudian, kucing kembang telon itu tampak mengekori Livia. Dari
pagi sampai petang.
Kata seorang lelaki pekerja kantoran yang tinggal di rumah susun tersebut, kucing kembang telon itu dulu selalu menghampiri
Livia setiap hari, tapi pada suatu hari ada seorang pekerja yang
membenarkan loteng tempat ia tinggal membawa kucing kembang telon itu, kemudian kucing kembang telon itu
menghilang sementara. Lalu, kini ia kembali tiba-tiba, sepertinya kembang telon kembali untuk Livia.
Livia tak pernah sekali pun berdekatan dengan kucing lain, bahkan kembang telon sekali pun. Livia selalu menghiraukan kucing kembang telon, karna kembang telon tak pernah mengusiknya sama sekali.
Livia
sepertinya sangat agresif dengan cara anggunnya yang tak pernah mencakar
atau menggeram pada kucing mana pun, ia selalu saja menghindar dan pergi
begitu saja.
Pada suatu
malam kucing kembang telon terlibat perkelahian dengan seekor kucing
oranye bertubuh besar dan terlihat seperti seekor macan jantan. Ada
Livia di lokasi tersebut.
Sepertinya
kembang telon berusaha menyelamatkan Livia dari kucing oranye yang
hendak memaksa kawin Livia. Untuk yang pertama kalinya livia menancapkan
cakarnya di wajah kucing oranye dan berlari dikejar kembang telon.
Belum sampai disitu, kembang telon terlibat perkelahian dengan kucing
oranye sampai telinganya koyak dan kukunya patah berdarah, livia
terlihat berlindung di belakang kembang telon. Akhirnya kucing oranye
itu lekas pergi setelah mendapati hidungnya berdarah dan beberapa bagian
tubuhnya mulai kehilangan bulu.
Kembang
telon berakhir lumayan tragis, telinganya koyak, kukunya patah dan
berdarah, wajahnya di penuhi luka dan beberapa luka pada tubuhnya.
Menjelang
pagi livia dan kembang telon saling mengeong seperti membicarakan
sesuatu dan diakhiri dengan suara ngeong kembang telon yang seperti
berbisik.
"Aku memiliki 9 nyawa untuk dihabiskan hidup bersama denganmu. "
Livia akhirnya menjilat setiap bagian tubuh kembang telon untuk pertama kalinya.
Dan
esok paginya, livia dan kembang telon sudah tidak berada di rumah susun
itu lagi. Para warga rumah susun mencoba mencari, sampai seminggu
kemudian. Seorang pekerja bangunan datang dan memberitahu bahwa
kucingnya, si kembang telon membawa kucing putih ke rumahnya.
"Aku
cinta kamu dalam perdamaian yang penuh kekal atas dasar murni
ketulusan yang tak rela selembar pun hilang. " Tulis kembang telon
melalui cakarnya.