Lilin milik Danara

Dan apa sebabnya yang membuat dirinya melibatkan kekhawatiran melekat pada setiap hal? Khawatir pada setiap hal yang lekat nantinya tak kunjung mampu dicapai hingga melahirkan hasrat kekecewaan untuk hadir. Kecewa bak petaka yang haram baginya bila hadir di penghujung dari hal yang tak mampu dicapainya. Lagi-lagi, harusnya begini, harusnya begitu, tadinya begini, tadinya begitu, tidak ada alasan kenapa semua hal-hal rendahan itu ada.

Kalau kecewa yah kecewa saja. Jangan banyak alasan, jangan penuhi hal-hal yang percuma itu dengan kalimat-kalimat yang tak berguna, bahkan tak mampu mengubah angkasa sekalipun. Kalau gagal, yah gagal saja. 

Danara begitu. Mau bagaimana ia lakukan, hal yang paling utama adalah menghindari sebuah kecewa. Lantas, bagaimana ketika khawatirnya itu timbul terhadap banyak orang-orang terkasih yang menyentuh relung hatinya yang kadung jadi lemah begini. Mau dikatakan terlalu berbaik hati pun, sebenarnya tidak demikian. Orang-orang tahu ini hanya kekhawatiran dan setiap orang memanfaatkannya. Karena bisa disimpulkan bahwa Danara sangat amat berguna bagi siapapun.

Fin, Ben, Elsen dan Sejoli Arga dan Ethian mengetahui sekaligus menyadari itu. Tidak hanya mereka, orang-orang bagian pengembangan pun awalnya menyangka Danara mungkin akan jadi benalu yang sangat bermanfaat bagi parasit di lembah. 

Danara tidak perlu kecewa, Danara pun tak perlu Khawatir terhadap hal yang akan, sedang, maupun telah terjadi. Dirinya hanya perlu menyadari bahwa semua itu terjadi.

Danara tak perlu ribet untuk takut pada kecewa dan tak perlu repot terhadap khawatir. Kedua benalu itu hanya perasaan-perasaan yang ditakdirkan untuk sekedar ada tanpa perlu di pusingkan.

"Daripada sibuk overthinking, lebih baik pusing dengan pengetahuan."

Ucap salah seorang yang pernah singgah dalam hidupnya. Orang yang sempat 2 tahun lalu hadir dan kini menghilang lagi. Tentunya bukan orang yang di damba-damba.

Berhari-hari sibuk dengan urusan yang membuat kepala pening, waktu tidur dikorupsi bahkan sampai sakit leher panas yang awalnya dikira mustahil untuk diobati, kini sembuh sendiri. Tidur 2 jam seminggu ini, bahkan saat rekannya di buru kantuk berlebihan. Saat baru dua baut di ulir, tengkuk lehernya merunduk dan kantuk singgah pada rekannya. Danara tak tega melihat penampakan satu ini. Ia ingin lakukan namun tak tahu harus apa. Ini kepusingan luar biasa namun dapat diatasi bila pagi tiba.

Sebagian orang-orang sudah mengetahui mengenai fakta bahwa kak Dean adalah kekasihnya. Sudah ditutupin dengan ribuan beton pun, sepertinya bau bangkai semut ini akan tetap tercium. Padahal Dean sudah antisipasi untuk tidak seorang pun mengetahui hal ini, ada suatu alasan mengapa hal ini tidak dapat di biarkan. Tidak hanya reputasi namun juga mengenai relasi orang-orang terkait. Dean takut Danara kesulitan dan dianggap sebagai koalisi dari lawan tempatnya bernaung. Ia pun membuat keputusan yang dibilang agak cukup sulit bagi orang-orang yang terlibat. Belum lagi pemikiran para petinggi-petinggi gila itu. Tapi sebagian orang yang tidak terlibat berpikiran bahwa hal-hal tersebut tidak ada sangkut pautnya. 

Dean bersembunyi dibalik tugas-tugasnya, begitupun dengan Danara yang pada akhirnya berbulan-bulan ini dilanda kesibukan. Dean mensyukuri hal tersebut, tapi mulai muak dengan keadaannya. Ia mengeluh karena waktu selalu saja sulit untuk berpihak pada mereka. Belum lagi gosip-gosip yang beredar bahwa Danara memiliki hubungan dengan seseorang yang amat dekat dengan urusan bisnis. Dean ingin sabar, namun sepertinya tak sanggup. Danara pun tak mampu untuk menahan ketidaksanggupan Dean. Ia memberikan Dean kebebasan untuk memilih, namun Dean memutuskan untuk bertahan sampai pada waktunya dan setelah itu melihat apakah Danara mampu disandingkan dengan fiksi-fiksinya. 

Dean berhasil, namun sepertinya tidak dengan Danara yang kini diambang kebingungan. Dia ingin sendirian, karena beberapa orang terdahulu muncul sesekali hingga membuatnya goyah dan Dean cukup kesal. Dean ingin berbuat demikian tapi waktunya tak tepat. Ia pun bersabar. Keduanya.

Namun, waktunya seperti tidak berpihak pada keduanya. Danara tak dapat memberi solusi atas hal-hal yang melelahkan ini. Mulai dari gosip gila sampai waktu yang tak berpihak.

Bukan lagi hujan yang mengguyur, namun polusi yang tak mahsyur ini menyeruak masuk dalam kesu

mpekan dunia.

Biasain panggil 'ara'

Seorang manusia yang memiliki sepenggal kalimat untuk mencintai dirinya sendiri

Posting Komentar

Kamu sebaiknya tahu mengenai tata krama umum yang biasa digunakan. Disini saya memiliki bagian hampir semuanya. Jika ada yang ingin ditanyakan silahkan dengan kata yang baik.
Terima kasih telah memenuhi standar untuk berkunjung.

Lebih baru Lebih lama