Beberapa belakangan ini Danara merasakan sesuatu yang berbeda dari Olif. Danara tidak pernah melakukan interaksi se-intens itu dengan Olif.
Perasaan curiga pun lahir dari benak Danara mengenai Olif yang sejak awal, bahkan mereka tidak pernah melakukan interaksi yang cukup serius atau bahkan bertukar lelucon. Hubungan mereka hanya sekedar saling kenal melalui teman.
Danara luar biasa curiga, sampai isi kepalanya mungkin ingin berteriak karena kekosongan itu ternyata sesumpek ini.
Tidak seharusnya
Tapi, Kenapa?
Apa?
Hampir semuanya pertanyaan menggerogoti isi kepalanya. Kerongkongannya terasa kering, diantara perasaan takut dan bingung. Benar-benar takut sekali. Sampai tidak ingin merasakan semua hal yang seharusnya membahagiakan ini, tapi ini jauh lebih mengerikan. Seperti rayap pada lantai kayu yang keropos. Ia takut menemukan kesalahan yang sama.
Itu kerusakan yang luarbiasa.