Aku benar-benar ingin pergi jauh dari dunia yang pernah kupijaki, bukan ingin menghindari segala macam perasaan yang membekas. Namun, aku hanya ingin melihat bagaimana keadaan yang akan terjadi disana.
Orang-orang berjuang setengah mati untuk pudar dari hal-hal
yang tidak disukainya. Pergi sejauh mungkin, mencari hal-hal yang tidak
diketahui, dan entah apapun sampai jatuh kemudian terluka berulang kali sampai
merusak hubungan dengan banyak orang.
Pada waktu itu, aku menerima segala macam ajakan dan tawaran
pada hal apapun, tentu mimpiku bukan ingin menyesal karena kemalasan. Pada akhirnya
pada hal-hal yang telah terjadi aku malah seringkali takut, bukan pada
kegagalan namun tak menyanggupi menyelesaikan semua hal yang telah kutempuh. Karena
beranggapa bahwa kemampuanku tak sepadan dengan orang lain. Aku tak ingin
membedakan mengenai siapa aku, asalku, atau segala macam yang melatar belakangiku. Aku berusaha untuk
yakin, lukaku yang membiru pada waktu itu adalah bekas yang tak akan pernah
hilang namun tak akan pernah sakit lagi. Yang patah itu memang tak akan kembali
semula lagi. Aku mungkin akan benar-benar menyesali semua hal yang tak pernah
kucoba pada hari ini.
Semua makian, kebencian, amarah, bahkan hal-hal negatif yang
tertuju padaku tentunya itu bukanlah hal yang menghambat untuk aku meraih
sesuatu yang tidak kuketahui.
Mungkin kamu tidak pernah ingin dan sungguh tidak ingin
mengetahui semua yang terjadi padaku. Hari-hari yang telah berlalu, disaat aku
kesulitan bernapas karena waktu yang terus terasa singkat mendekapku begitu
kuat. Sampai-sampai aku tidak tahu harus bagaimana?
Kalau mati hari itu
Atau kehilangan barang paling berharga
Aku tidak lagi takut, karena tak ada lagi yang berharga dan
aku benar-benar tak menyesalinya. Begitu kataku.
Namun, jelas itu adalah hal salah. Kepergianku adalah
kesulitan bagi orang yang terlibat denganku. Partner kerjaku mungkin akan
kesulitan menyusun laporan bulanan yang telah kubuat konsep kerjanya, ataupun
tempat sekelompokku yang mungkin akan kehilangan anggota terbaiknya, atau
mereka-mereka yang telah bergantung hidup padaku kini akan menjadi gelandangan
tanpa tujuan.
Kalau besok aku terluka lagi, kemudian kesakitan, kesulitan,
dan bahkan sulit bernafas. Aku akan dengan sekuat tenaga merasakan semua anugerah
itu untuk senantiasa mengingat sang kuasa. Karena padanya aku berserah atas
segalanya.
Orang-orang memang boleh dengan seenaknya singgah kemudian
pergi
Orang-orang bahkan boleh dengan seenaknya bermain-main di
pekarangan tanpa tahu milik siapa dan merusaknya
Karena aku tahu, bahwa aku mampu menyemai bunga-bunga indah
di pekarangan itu lagi tanpa tahu sakit hati.