Date : 14/10/2019
Time : 8.55
Itu tidak terjadi pada dirimu, kan? Lantas kenapa menangis? Apa halnya yang membuatmu begitu?
Bukankah ini hanya perkara teman-teman yang pernah sekali
bahkan hingga saat ini berada di sisi mu? Kendati itu hanya sekedar teman.
Mereka pergi kemudian setelah mereka mencapai apa yang mereka inginkan. Mereka
hanya teman yang hanya akan menemanimu untuk mencapai mimpi yang sama, jangan
terlalu mengkhawatirkan mereka. Mereka melakukan apa yang mereka inginkan,
mereka hanya sekedar seorang teman.
Belajarlah dari mereka mengenai kehidupan, mengenai pribadi
orang, mengenai jalan mulanya kehidupan dari banyak orang awam. Tapi, ra.
Mengenai dirimu kelihatannya cukup tragis harus menangis karna khawatir yang
berlebihan. Kau mungkin seorang yang pengasih jadi wajar mengatakan hal
tersebut pada seorang teman.
Ra, biarkanlah mereka bebas di samudra. Mereka memiliki hak
atas lautannya, entah itu berenang ke dalam ombak yang besar, dimakan hiu yang
kelaparan, atau mati karna tak dapat berenang. Mungkin adala salah satunya yang
selamat hingga menyentuh tepian, tapi sayang ombak terlalu ganas sehingga tega
menabraknnya ke karang. Sekarang kau hanya sedang berargumen dengan dirimu
sendiri, baku hantam dengan pemikiranmu yang sempit itu. “Teman itu segalanya.”
Itu bukan pernyataan yang 100% benar. Itu hanya sebuah kalimat penenang untuk
memerdekakan hasrat orang lain. Ini semua mengenaimu yang lambat dalam
berpikir, mulailah memutar otak karna pada dasarnya di dunia ini kalian saling
menjatuhkan untuk mendapat reputasi yang lebih baik.
Kelompok tak selamanya menyatu, mereka terpisah untuk
menjadi bagiannya. Bahkan memperebutkan untuk menjadi ketua yang dapat mengatur
segalanya, dengan keinginannya. Lantas kenapa kamu harus menasehati dirimu
dengan mengetik sepanjang ini? kamu hanya marah pada dirimu, karna tak dapat
menguntungkan pihak lain bahkan dirimu sendiri merasa dirugikan. Jadi kenapa
harus sejauh ini? pikiranmu bercabang, kamu punya suatu hal yang telah
terbagi-bagi, bahkan kamu bukan sosok dirimu yang biasanya. Berubahlah kalau
begitu, untuk meminimalisir baku hantam dalam otak. Dirimu itu sebuah kelompok,
dimana individunya adalah sebuah pribadi yang berbeda-beda. Kamu membagi peran
diantara pribadi tersebut, saat kau seorang yang jenius dalam perhitungan kamu
bukanlah dirimu melainkan pribadi lain dalam dirimu. Bukankah dirimu itu payah
dalam menekuni apapun? Lantas itu hal bagus untuk mendirikan sebuah pribadi
baru, yang muda bergaul dengan orang, yang jenius dikelas, yang memiliki
ambisius tinggi, yang selalu ingin merasa mati untuk penyampaian rasa sakit,
yang selalu bertahan dari semua demam bahkan sakit dari tubuhnya, yang akan
memimpin mereka semua, dan kamu adalah bagian dari itu, kamu yang harus
memilikinya. Dan yang harus dapat berpikir cerdik di situasi yang tidak
memungkinkan, itu harus seorang yang licik, dan juga yang harus menyampaikan
emosi secara sensual dalam dirimu, itu sebuah hormone. Mereka harus nyaman
dalam kesatuan dirimu.
Sekarang yakinkah kamu seorang ahli yang mudah belajar
hal-hal baru, buat apa yang mereka inginkan.
MENYUKAI ITU SESUATU YANG MMEBUAT DEPRESI
Kau tahu mengapa? Karna kau akan terus-menerus jatuh pada
jurang tanpa dasar, dan akan berteriak juga merasa ketakutan.
Bertemu saja sulit. Padahal harapanmu, ia tertidur di
sampingmu. Bahkan harapanmu untuk dapat hanya melihat dengan jarak dekat saja
tak mungkin, harapanmu mengenai melihatnya secara langsung saja tak mungkin.
Lantas, bagaimana bila akhirnya kau jatuh lagi? Terus jatuh.
Kau ketakutan.
Bila suatu hari mendengar kabar yang menyakitkan.
Kau pasti merasa sesak, seakan duniamu telah runtuh. Tapi
padahal hal itu terus-terusan terjadi padamu. Semua orang merasakannya.
Jatuh pada sesuatu yang tak dapat menyentuhnya, tapi terasa
begitu dekat.
Kau seharusnya mengiris hatimu, bagi beberapa dan lihat itu
benar-benar terasa sakit tidak demikian sama seperti terus jatuh. Itu pelampiasan
terbaik karna semua cintamu terus hilang pada suatu hal yang tidak menentu, kau
pada dasarnya tidak mencintai dirimu. Hanya semata-mata kau hidup, lalu jalani
saja.
Dia. Bahkan tidak memiliki alasan kenapa kau hadir dan
mendapatkan rasa cintamu. Dia tidak tahu sama sekali dan mungkin tidak peduli.
Dia membiarkanmu sakit pada suatu hal abstrak, kendati kau hanya memiliki
dirimu sendiri, jadi kau menyakiti isi hatimu sendiri. Menggambarkan sesuatu
dalam dirimu untuk sama dengan apa yang di inginkannya.
Akhirnya dirimu hilang pada suatu diri yang lain yang
mengambil alih dirimu, kau bukan lagi dirimu. Tapi tetap saja dia membutuhkan
suatu daya tarik untuk menggapai hati yang sendirian.
Lagi-lagi kau salah dan menyalahkan dirimu. Kau salah karna
membenarkan apa yang ada dalam dirinya. Kau banyak menghapus semua gambaran
yang membuatnya tertarik.
Tidak mungkin hanya rupawan nan indah, tidak mungkin hanya
kekayaan dan loyalitas, ini mengenai suatu hal.
Lantas kau mulai mengakhiri hidupmu, karna bagimu kau itu
tidak berguna selain untuk dicintai olehnya. Kau itu sampah yang terus-terusan
mengemis untuk dipungut. Tapi dibiarkan membusuk bagai bangkai yang baunya akan
tercium siapa saja.
Alasan mengapa aku merasa selalu dijatuhi pikiran negatif
Awalnya aku hanya diajari kemudian belajar mengenai aturan
dalam kehidupan dimana di dalam sana ada begitu banyak aturan perundangan dari
mengatur hidup sama sebuah pelarangan
Kemudian aku belajar mengenai cara bagaimana berekspresi
pada orang-orang
Menyampaikan sesuatu