Pergi adalah awal dari meninggalkan begitu pun sebaliknya
Aku hanyalah seorang wanita yang tidak mungkin pasti akan selalu ada dan berulah sewajarnya. Mungkin akan membuat masalah yang membuat isi kepala dan hati hancur sehancurnya sampai berantakan tak dapat dibenahi lagi. Tapi, aku adalah orang yang yakin ketika semuanya telah hancur akan ada lagi kehidupan yang lain yang mungkin akan aku sambung pasangkan lagi untuk yang kesekian kalinya.
Ketika aku mengatasnamakan kau dan aku menjadi 'kita'. Itu tak lebih sekedar dari menggabungkan kedua subjek pada tata kalimat, itu lebih seperti menggabungkan kedua orang yang tak sama dan berbeda untuk bersama.
Setelah mendedikasikannya, sehari setelahnya, mungkin beberapa hari setelah kejadian. Akan muncul hal-hal baru, akan ada orang yang bertanya atau sekedar berpendapat yang dimana pendapatnya akan memberi pengaruh terhadap perilaku maupun kegiatan yang biasanya dilakukan.
Hei.. hei... Pikiranku goyah, loh!
Kataku begitu setelah mendengar berbagai cibiran dan melihat berbagai ekspresi yang kurang menyenangkan dilemparkan padaku. Itu barusan seperti sebuah hal yang agak sedikit menyayat hati. Tapi, lagi-lagi kau mengobati hati yang sakit ini. Mengatakan bahwa orang-orang hanya sekedar iri dengan kehidupan yang berbeda, tidak seharusnya demikian karena setiap manusia pantas mendapatkan apa yang mereka impikan. Berbahagialah. Begitu katanya. Kemudian aku akan hanyut dan kalut dalam setiap rentetan kata-kata menenangkan yang keluar dari mulutnya. Sebuah obat alami selain waktu yang dapat kuterima di hidup ini.
Di sisi lain aku menyesal, tapi di sisi lain pula aku merasa begitu berharga menemukan orang yang dapat menerimaku dengan segala macam hal yang ruwet nan ribet tak berujung ini. Aku menyesal karena telah mengorek kehidupanku begitu dalam sehingga melahirkan hal-hal sensitif, tapi aku merasa berharga karna penerimaan yang diberikan olehnya padaku terlihat membuatku pantas untuk hidup.
Orang yang akan membuatku untuk bertahan hidup sekarang, besok mungkin hingga sampai waktu yang tak dapat di ujarkan. Kini alasanku hidup bukan lagi mengenai catatan-catatan yang telah hilang, bukan lagi mengenai kesalahan-kesalahan yang berulang yang mana harus kuperbaiki, bukan lagi kucing-kucing manis, tapi tentunya dirimu.
Dirimu mengetahui kehadiranku itu layak ada di dunia yang sukar ini. Dirimu dengan senang hati menerimaku dengan tangan terbuka dan dengan sukarela membukakan pintu hatimu dan mempersilahkan aku untuk dapat bermukim diruang hatimu yang hangat.
Aku mencintaimu setulus-tulusnya tanpa pamrih, tanpa berharap... Tapi, munafik bila aku tak berharga apapun padamu.
Harapku adalah untuk selalu bersedia dalam keadaan apapun di sisiku yang amat jauh ini dan berjalan dijalan yang sama.
Semoga orang-orang baik menyertaimu begitu pun rahmat Tuhan.
I love you tak pernah lekang tersirat dalam hari-hari kita, semoga.