Kira-kira orang disekitar percaya tidak ya dengan apa yang ada dipikiranmu saat ini?
Pikiranku,
tidak ada yang tahu, aku hanya tahu isi pikiranku tapi tidak mampu memahaminya.
Jadi aku kali ini mencari sebuah kesibukkan lain seperti kegiatan-kegiatan yang
sekiranya sibuk.
Beberapa
tahun yang lalu aku hampir gila. Tapi, ternyata aku sanggup untuk tidak
berakhir di titik kegilaan itu. Perkara masalah lain, sih. Lucunya lagi aku
sampai sulit mengekspresikan diri, aku tidak tahu apa isi kepalaku, apa yang
kumaksud saja aku tidak tahu, aku sampai harus menarik nafas setiap kali
mengingat momen-momen pada masa lalu. Rasanya agak sakit di tenggorokan. Aku sampai
berpikir ‘alangkah baiknya aku mati’. Kemudian aku mengingat nama tuhanku dan
lantas aku takut terhadap kuasanya. Aku berpikir lagi dan lagi. Apa yang
sebenarnya merasuki diriku? Tapi, menurutku itu hal yang wajar. Selagi aku
mengingat kematian aku akan tetap hidup. Dan ketika aku hidup itu,
Aku
merasa mati.
Tidak
ada alasan yang menyakinkaku untuk mati selain dunia ini benar-benar sangat
bising dan sesak sekali. Setiap kali aku tidur aku harus sampai menutup
telingaku dengan sesuatu, jika sesuatu terdengar maka itu mengusik kepalaku. Lantas
aku harus mengonsumsi obat tidur murahan yang dijual di pasar. Setiap kali aku
melihat kenyataan aku selalu menarik nafas panjang dari relung dadaku kemudian
sampai terasa panas.
Mati
tentu bukan akhir dari kehidupan. Aku percaya itu. Ada kehidupan lain setelah
mati. Jadi, aku tidak ingin mati. Aku ingin merubah isi kepalaku, aku ingin
nyaman di dunia ini. Entah, dengan hanya mendengar suara kendaraan yang
bersahut-sahutan akan dapat membuatku tidur nyenyak. Atau saat aku dapat duduk
tenang diantara genangan air, lalu tenggelam di dalamnya. Aku tidak ingin
merasa gelisah di saat seperti itu. Aku ingin berhenti sejenak dan merasa bahwa
diriku seharusnya tidak merugikan orang lain. Tidak menyulitkan siapapun. Aku ingin
membantu mereka tanpa membebani diri sendiri. Kemudian hal itu menyulitkanku.
Saat
aku merasakan ada sesuatu yang aneh dengan diriku, aku mulai mencatat setiap
perubahan yang terjadi padaku. Hal-hal itu tentunya aneh. Ketika aku seharusnya
dapat membersihkan diri dengan baik menggunakan sabun dan segala macamnya, aku
malah kesakitan. Dan ketika aku harus beraktifitas seperti biasanya dan
menjalani kebiasaan-kebiasaanku, setiap seporsi makanan di pagi hari yang
kusantap dengan lahap malah harus kumuntahkan. Aku tidak sakit. Perutku
baik-baik saja, dan tentu ini adalah keanehan.
Tubuhku
perih setiap kali kubasuh dengan air dan aku muntah setiap kali makan di pagi
hari. Hal itu terjadi setiap hari dan aku baik-baik saja. aku pikir aku harus
meninggalkan sarapan pagi, namun tidak begitu saja. Aku menghormati mereka yang
menyajikan makanan ini dan tentu aku harus menyantapnya dalam kondisi apapun,
karena mereka merelakan waktunya untuk menyajikan makanan ini.