"Masa mudaku- aku hanya ingin menikmati masa mudaku."
Dan di lanjutkan dengan beberapa momen dari masa lalu tentang seorang pria yang sempat menjadi kekasihnya saat mereka masih terlibat dalam sebuah hubungan.
"Jadi apa aku selama ini?"
Yujin bahkan masih mengekor salah seorang teman yang memiliki kontrak dengam pria yang memiliki jabatan di sebuah perusahaan. Yujin melakukannya bahkan saat dia masih berada di naungan Taehyung, Yujin masih menerima ajakan kencan Pria tua seumuran ayahnya.
"Kita hanya sekedar menjalaninya, kau yang menginginkannya dulu."
Atau sekedar pergi karaoke dengan salah seorang kenalan dari tempat pelatihan kerja, tepatnya seorang gadis belia- yang baru lulus SMA. Taehyung tahu itu semua dan ia yakin Yujin tak akan mengencani seorang gadis lagi, karna sudah berjanji padanya. Tidak ada yang tahu sampai cemburu melanda Pria yang kini merasa kehilangan bagian terpenting semasa hidupnya, Taehyung jauh lebih bodoh dari orang dungu yang tidak dapat mengeja. Bahkan lebih buruk dari itu. Ia hanya ingat malam-malam dimana momen yang tertinggal di pikirannya saat Yujin membiarkan jari telunjuknya masuk dengan jahilnya ke dalam mulut gadis itu, atau sekedar menyandarkan pundak gadis itu pada dadanya saat bulan tengah memuncak di gelapnya malam. Kemudian ia ingat bagaimana raut wajah Yujin yang tampak begitu lelah setelah mengarungi panjangnya fase malam hari, di bawah naungannya ia berhasil bercinta sekaligus mencintai Yujin. Momen terbaik dalam hidupnya, ialah mengingat bagaimana semua itu terjadi.
Ia begitu mencintainya, tapi entahlah dengannya.
Saat langit semakin pekat dan gerombolan manusia-manusia nokturnal mulai beraktivitas dengan menjadikan hidup mereka sebagai begadang, beberapa manusia lainnya memilih untuk hidup normal dengan tidur beralaskan sebuah mimpi dengan masa depan yang bersinar, tidak ruwet, atau semuanya akan dapat dikendalikan. Mereka yang mulai naik ke ranjang memilih untuk terlelap bersama mimpi sebagai hiburan gratis, dan sebagiannya memilih aktivitasnya sebagai penghantar tidur dari kejamnya dunia yang terus-terusan membuat suntuk tidak berkesudahan. Lantas Taehyung dan Yujin melakukannya.
Selepas mendengar ceramah panjang lebar dari kendaraan yang sahut-sahutan, mereka langsung memilih untuk masuk ke kamar- kamar Taehyung tepatnya. Dimana kertas gambar bertebaran bak daun kuning di musim gugur, puntung rokok yang basah menciptakan aroma khas yang selalu dibenci Yujin, dan setumpuk pakaian yang acak-acakan adalah bingkai alami yang terpajang. Mereka sedang dalam mabuk selama berjalan, bahkan setiap cumbu se-senti pun tak terhindarkan. Taehyung sedang jatuh cinta dalam nafsunya yang kelewat sadar, bahkan Yujin sesekali merasakan nyeri di bawah perutnya. Semuanya terjadi begitu saja, saat mereka dipertemukan oleh teman yang sama dan saling bertukar pandangan beberapa kali, kemudian berakhir dengan saling mencumbu satu sama lain.
Tak ada sebuah awalan, mereka berdua terus berada dalam alunannya. Dari Taehyung yang ternyata begitu agresif, kemudian pikirannya berpendapat bahwa Yujin jauh sangat menggoda walau hanya menggigit ujung jarinya, kemudian salah satu dari mereka mulai mendesah saat alunan musik di pusat perbelanjaan-yang berada di seberang tempat tinggalnya mengganti lagu dengan perayaan selamat natal di susul happy new year Taehyung menghembuskan nafasnya kasar. Selang beberapa menit setelah ejakulasi, Taehyung yang tak berpindah mengangkat tangannya dan meletakkan telunjuknya di bibir gadis yang berada di bawahnya. Lipstik berwarna nude itu menempel pada jari telunjuknya, mengusapnya cepat-cepat dan meletakkan jarinya diantara kedua gigi Yujin.
"Gigit." Pintanya. Dan Yujin menurut seperti biasanya, di susul sudut bibirnya yang menaik. Terasa basah saat Yujin dengan sengaja menjilat ujung telunjuk Taehyung. "Jadi, apa rasanya?"
Yujin mengulumnya, entah apa yang di rasa mungkin hanya sekedar memenuhi hasratnya. Sepanjang jari telunjuknya yang terasa hangat dan sedikit merasa kasar, tubuhnya pun merasa demikian. Ia merasa dingin kemudian dan saat angin masuk dari jendela-menyapu kulit tubuhnya yang basah akan keringat, seketika Taehyung merasa hangat. Kemudian Taehyung menarik keluar jarinya dan menukar dengan bibirnya. Kedua saliva mereka bersatu saat lidah mereka tengah berseteru untuk bertanding hawa nafsu, oh cintanya luar biasa. Begitu katanya
Semua momen yang berakhir pun menjadi sebuah awal. Dari sebuah dingin yang bersatu untuk menemukan kehangatan, semalaman hanyalah cerita tentang sepasang muda-mudi yang tengah kalut dalam cinta sehingga kelihatan kehilangan kesadaran.
Siapa yang tak terpikat oleh gadis dengan dada penuh seperti Yujin? Apalagi saat matanya yang begitu gelap seperti menarik pada kenyataan gelap tak akan ada yang lepas darinya.
"Gila." Begitu kata Jimin saat memergoki Taehyung tengah bersenggama dengan Yujin di gudang tempat mereka bekerja. Suara desahan mereka membuat Jimin ingin ikut andil dalam kegiatan bercinta, tapi kalau di tinggalkan ia tak ingin teman seperjuangannya menjadi gelandangan karna di pecat dari toko.
Yujin begitu hebat dan memikat, Taehyung selalu memujinya begitu saat makan siang dengan Jimin.
"Kau tahu itu gila? Gambaran kecilnya itu mudah. Itu kau!! Kukira kau hanya akan saling mencium. Fuck, aku tak akan lagi menemanimu."
"Apa celanamu basah?"
"Apa??!"
"Cepat, cari pacar sana! Nikmati dia, seperti apa yang kulakukan."
"Aku lebih sehat dari akal pikiranmu, bodoh!"
"Sudah-sudah cepat makannya, aku ingin mengantar Yujin."
"Apa dia tidak bisa berjalan?"
"Iya, aku kasihan."
Jimin hanya menelan mentah-mentah semua perkataan hinanya, ia akan gunakan untuk waktu selanjutnya. Jadi Jimin hanya terdiam sebentar untuk membungkam kekesalannya kemudian melahap makan siangnya dengan cepat sebelum para pesuruh itu memanggilanya untuk kembali bekerja. Sedangkan Taehyung sibuk memilih memainkan ponselnya, ia sedang bertukar pesan dengan Yujin.
"Aku harus kembali ke sekolah. Nanti kalau ibuku tahu, aku bisa mati ditangannya."
"Aku akan mengantarmu pulang kerumah."
"Jangan kerumah."
"Nanti malam. Aku akan membolos setengah hari dan kerumahku."
"Jadi ceritanya bagaimana?"
"Kegiatan klub, seperti biasa."
"Baiklah."
Taehyung memulai lagi dengan cintanya, seperti biasa. Di ruang kamarnya yang berantakan, dengan pendingin ruangan yang memiliki selera musik buruk, masih tampak kondom bekas permainannya 3 hari lalu di sebuah asbak bawah tempat tidurnya, dan yang lainnya mulai tampak rapih.
Ahn Yujin seorang gadis berusia 18 tahun murid SMU
Dan
Kim Taehyung pria berusia 21 tahun seorang buruh di perusahaan karet swasta
Menjalin hubungan setelah beberapa kejadian tak terduga.
Seperti biasa Yujin memilih untuk berbaring di ranjang yang menghadap ke arah televisi-menayangkan sebuah berita tentang guru yang dipecat akibat menghamili muridnya sendiri. Cerita monoton dalam kehidupan saat ini. Sedangkan Taehyung sendiri tengah sibuk mencari sesuatu di dalam laci lemarinya.
"Kau cari apa?"
"Pengamanannya harus ketat. "
"Sebenarnya aku tak masalah jika kau tidak pakai itu. Sejak pertama kali juga tidak menggunakannya, bukan?"
"Aku hanya tidak nyaman padamu."
"Aku baik-baik saja."
"Mau susu? Atau cokelat? Apa kau suka ice cream stick?"
"Aku mau kopi."
"Kopi? Sungguh?"
"Air putih saja."
"Tidak ingin yang manis?"
"Kenapa saat aku meminta kopi wajahmu seperti itu? Apa itu ekspresi yang kurang menyakinkan?"
"Semasa sekolah aku tidak minum kopi, aku hanya merokok dan minum susu coklat. Terkadang menyicip arak beras milik ayahku."
"Aku tak suka arak, aromanya bukan seleraku. Aku sudah terbiasa minum kopi sejak usiaku 12 tahun. Katanya dapat untuk menahan lapar."
"Kalau susu coklat?"
"Terlalu manis, aku bisa muntah."
"Milikku?"
"Apanya?"
"Tidak, lupakan. Itu bukan pembicaraan yang baik."
"Itu menarik."
"Jadi, kau suka?"
"Sama seperti arak."
"Itu baik untuk kesehatan."
"Yah, melepas beban untuk sementara."
Yujin memalingkan wajahnya dan mengganti siaran televisi karna menayangkan iklan yang dibintangi idol terkenal, suzy. Taehyung pun pergi ke dapur untuk membuat dua cangkir kopi,
"Dengan susu?"
"Boleh."
Ia menyalakan pemantik kompor, menyambar sebungkus ramen di ujung lemari dan mulai memasak air. Saat air mulai mendidih, taehyung yang sedang menggigit ujung bumbu ramen segera mematikan pemantik kompor dan menuangkan air panas ke cangkir yang berisi bubuk kopi dan susu. Aromanya yang begitu kuat berhasil membuat Yujin bangkit untuk menghampiri Taehyung di dapur.
Tampaknya pria itu tengah kesulitan untuk menjadi seorang penyendiri yang mandiri. Uap panas mengepul ke langit-langit ruangan, pandangannya terhalang oleh uap-uap yang terbang ke langit-langit. Taehyung berhenti memutar sendok dalam gelas dan hampir melupakan tentang ramen yang belum di masukkan ke dalam panci. Yujin pun mendekatinya untuk berharap dapat membantu pemuda yang tengah di goda oleh uap panas yang terjebak disana.
"Hei,.."
Taehyung terkejut dan tanpa sengaja tangannya menjatuhkan cangkir gelas ke lantai, di susul Yujin yang ikut terkejut karna reaksi spontan yang Taehyung lakukan. Tentunya kopi panas yang nikmat itu lebih dulu di cicipi kaki Yujin, amat nikmat sampai semuanya berakhir dengan semangkuk mi ramen setengah matang yang mengembang di atas kompor. Jejak kecelakaan tumpahnya kopi sudah berhasil dihilangkan dan kasusnya sudah di tutup, tapi Yujin merasakan nyeri tak tertahankan di sepanjang kakinya. Gadis itu duduk di nakas, Taehyung terpaksa melakukannya karna panik mengambil alih dirinya.
"Aku minta maaf, sebentar aku harus mengeringkan lantainya agar tidak ada korban lagi."
"Apa kau melakukannya dengan sengaja?"
"Aku terkejut, maaf! Aku tidak bermaksud menumpahkannya, sungguh!"
"Maaf saja tidak cukup!"
"Lantas apa yang harus aku lakukan?"
"Aku tidak peduli."
"Aku mohon maafkan aku. Jangan pegang kakimu"
Taehyung segera mengambil kain dan dibasahkan oleh air, kemudian meletakkannya di kaki Yujin. Gadis itu meringis sejadi-jadinya, bisa dilihat saat tangannya menggenggam kuat pundak Taehyung. "Maafkan aku, sungguh." Suaranya yang selalu bergema itu terdengar begitu lembut, tapi malah menbuat Yujin menitihkan air matanya.
"Apa yang harus kukatakan pada ibuku??"
"Menginaplah. Aku akan menelpon ibumu."
"Apa?"
"Aku memiliki alasan yang masuk akal untuk kau tinggal di sini sementara waktu."
"Tidak, aku tidak mau."
"Aku tidak mau merusak hubunganju dengan ibuku hanya gara-gara kejadian bodoh ini."
"Aku tidak bisa melepaskanmu dengan menderita seperti ini."
"Kata-katamu terlalu..."
"Aku akan menelpon ibumu, tenang saja."
"Terserah."
Taehyung menelan liurnya selagi ia tanpa sadar meletakan kain basah di pangkal paha Yujin. Nafasnya terhenti beberapa sekon di susul Yujin yang menatap arah tangan Taehyung yang sudah pergi sejauh itu. Tepat hendak menyentuh selangkangannya.
"Aku akan pulang walau itu tengah malam, besok hari Jumat."
"Aku akan mengantarmu."
"Bisa singkirkan tanganmu, maaf."
"Ah, iya."
Mereka berdua terdiam setelah Taehyung mengganti kain basah untuk mengompres kaki Yujin yang mulai mereda merahnya, walau rasa sakitnya masih menjalar sampai tulangnya. Yujin memerhatikan Taehyung yang masih mengompres kakinya di hadapannya,
Tangannya naik ke pundak pria itu, responnya terkejut sehingga mata mereka bertemu. Yujin marik tengkuk leher Taehyung untuk dapat mencium bibir gemetar pria itu, terselip lidah yang tak sabar mengatakan kata-kata semanis kembang gula di musim panas. Kedua kakinya mengunci Taehyung dalam dekapannya. Taehyung menyahutnya dan menaikan Yujin untuk berada dalam pelukannya. Bokongnya di angkat dan punggung gadi itu di hantamkannya pada dinding dapat. Dadanya memenuhi celah antara mereka berdua, Taehyung terus menghimpitnya.
Dan seperti biasa sebuah permulaan menggigit jari di mulai. Awalnya Taehyung ragu tapi setelah Yujin menyakinkan untuk tidak memakai kondom, barulah Taehyung melakukannya. Diantara dinding menahannya di pangkal pahanya.
"Ini akan berlangsung cepat."
"Yah, lakukan! Aku tidak sabar."
Kemudian mereka berdua tertawa.