Trauma dan Terbiasa: Konteks Umum dari Kehidupan

Orang-orang di sekelilingku, beberapa belakangan ini mereka melakukan suatu hal di luar dari apa yang pernah terbayang olehku. Ini tepat tahun ke-6 dimana aku memutuskan untuk keluar dari lingkaran dimana pertama kali aku mendedikasikan hidupku, kemudian berpaling untuk menemukan sesuatu yang lain dari kehidupan yang biasanya. Iya benar, aku sedang mencari sesuatu yang sebenarnya aku tidak tahu apa itu. Aku tidak terlalu yakin selepas aku keluar dari lingkaran tersebut aku akan menjadi sesuatu yang membuat orang-orang di sekelilingku beranggapan bahwa aku adalah orang yang hebat. Semakin mengikuti derasnya arus, terkadang hal itu menghasilkan sebuah pilihan, seperti trauma dan terbiasa. Dimana terbiasa adalah ketika arus terus membawamu ke dalam lika-liku yang terjal, ke dalam perjalanan tanpa akhir yang penuh ketidaktahuan, terkadang pula ada hal di luar dugaan sampai itu membuatmu menjadi biasa saja dengan apa yang terjadi padamu, melewatinya dengan senang hati dan yah, mau bagaimana pun akan terus di lalui tanpa rasa takut maupun perasaan yang lain. Kemudian mengenai trauma yang menurutku lebih seperti mimpi buruk yang akan selalu di kenang di depan bayang-bayangmu, mungkin sekali-kali kau mampu untuk menghindarinya, tapi sekali berhenti melangkah dan semua tak akan berjalan seperti yang di kehendaki, kamu tentu harus melalui dnegan perasaan yang kurang mengenakan. Bisa diartikan sebagai suatu pengalaman emosional yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk melepaskan diri dari memori kejadian buruk di masa lampau1.

Aku memiliki sebuah trauma terhadap beberapa hal yang sulit sekali untuk aku sadari, orang-orang menyakini pada diriku bahwa sebenarnya aku tidak memilikinya dan dapat melakukan semua hal. Kebanyakan orang menganggap bahwa aku adalah orang yang begitu berani dalam bertindak, padahal kenyataannya sangat bertolak belakang.

Ketika aku di hadapkan pada momen dimana aku harus mengatakan semua  hal jujur dan sedikit menyindir untuk membangun kesadaran seseorang, aku selalu di hantui oleh rasa takut dan bersalah setiap kali melakukannya. Semua perasaan itu tidak hadir begitu saja, perasaan itu lahir dari emosi yang tidak dapat di bendung, kemudian aku mencari perlindungan dengan membuat sesuatu yang baru. Terlepas dari itu semua lahirlah sebuah perasaan yang amat sangat aku benci dan aku tidak ingin diriku terpojok dalam sangkar yang gelap. Aku ingin sekali menjadi sisi yang lain, sisi yang lebih terang seperti orang-orang kebanyakan melihat ke arahku. Tapi ini bukan mengenai seberapa terang orang itu, atau seberapa gelap kehidupannya, menurutku ini lebih seperti warna. Seperti warna merah yang memiliki sebuah makna, tidak melulu dengan berani, terkadang amarah pun bisa di simbolkan dengan warna merah. Di lampu lintas jalan pun di artikan berbeda. Jadi, aku berpikir mungkin suatu tindakan yang menurutku baik bisa jadi memiliki dampak buruk pada orang lain. Kebaikan itu adalah sebuah hal yang Ambigu, percayalah apa yang kamu yakini itu baik terkadang bukanlah sesuatu yang baik bagi orang lain. Seorang pria yang berusia sekitar 40-an mengatakan hal itu padaku.

Saat aku memutuskan untuk mengakhiri waktu diantara aku dengan keluargaku itu adalah jalan terbaik untuk seluruh anggota di dalamnya, bukan karna aku seorang yang hanya memikirkan diri sendiri, tapi coba bayangkan menghidupi seorang anak yang maish remaja adalah tuntutan bagi orang tua.


Biasain panggil 'ara'

Seorang manusia yang memiliki sepenggal kalimat untuk mencintai dirinya sendiri

Posting Komentar

Kamu sebaiknya tahu mengenai tata krama umum yang biasa digunakan. Disini saya memiliki bagian hampir semuanya. Jika ada yang ingin ditanyakan silahkan dengan kata yang baik.
Terima kasih telah memenuhi standar untuk berkunjung.

Lebih baru Lebih lama