Besok Jangan Baca Tulisan Tentang Hari Ini

Dan pada hari itu aku memanggilmu
"Peachy dimana kamu? Aku membutuhkanmu!"

Peachy itu adalah sebuah blog yang kadang di butuhkan sekali, dan kadang tidak sama sekali. Mungkin Peachy lebih baik dari aku. Peachy menasehatiku.

Beberapa saat lalu seseorang menyampaikan sebuah pesan dari Kakak-ku

"Ya mungkin ni peringatan buat pipa supaya berubah, apa2 yg teliti, pikirkan sebelum bertindak, jangan sampai apa yang pipa lakukan, keputusan yg pipa ambil berdampak ga baik buat orang lain, dan ga gampangin sesuatu. Intinya pipa harus berubah lebih baik lagi, lebih dewasa. Kalo pipa mau maju yg harus berubah."

"Mulai hidup teratur, disiplin, jangan seenaknya sama waktu. Dan lakukan... berkata2 bijak memang mudah diucapkan dan enak didengernya, tapi mulai lakukan itu jauh lebih baik."

Saya sudah melewati fase dimana saya berhenti menghitung kapan saya akan berakhir? Setiap hari saya menyesal dengan apa yang terjadi pada saya.
Saya berpikir apakah saya dapat hidup lebih baik nantinya dengan keadaan seperti ini? 
Mungkin kurang tidur, melakukan kegiatan fisik, banyak bicara adalah cara terbaik untuk mencapai sebuah kesuksesan. Tapi tebak, Saya ini seorang perempuan. Jika saya sukses punya perusahaan terkenal, berpenghasilan besar, memiliki kulit yang indah, perawakan cantik, banyak uang, bekerja fisik dengan keras, melakukan kegiatan fisik dan banyak bicara juga punya pasangan rupawan dengan penampilan bak gembel ini? Apakah itu sebuah kemungkinan?
Kemungkinannya 50/50 
Hanya mungkin.
Belum tentu saya seorang yang gagal dan orang yang sukses

Semua perempuan itu cantik berarti saya memiliki perawakan yang cantik
Saya tidak berpenghasilan, artinya saya tidak memiliki banyak uang. Saya seorang mahasiswi yang fokus pada perkuliahan. Saya hanya melakukan pekerjaan fisik dengan keras semau saya, bila itu keadaan darurat dan pada kondisi tertentu saya akan melakukannya. Saya tidak melakukan pekerjaan fisik secara keras setiap hari, melakukannya berulangkali seperti mengeringkan kolam yang masih terisi air dan dijatuhi air hujan. Saya tidak terlalu yakin memiliki pasangan yang rupawan karna saya adalah seorang perempuan, tapi ada kemungkinan saya mendapatkannya, tidak termasuk kaya dan keluarganya yang baik hati kemudian menjadikan saya ratu di singgasana terbesarnya.
Saya hanya berpenampilan menarik menurut saya, kalau orang menganggap itu tidak menarik, yah mau bagaimana? apa saya harus menuruti setiap kemauan orang yang saya kenal, semuanya, keluarga, teman, bahkan dosen pengajar saya. Tentu tidak mungkin.

Kalau begitu esok saya tidak harus menjadi diri saya yang sebagaimana diri saya sendiri.
Saya harus menjadi pembicara yang baik, pekerja keras, displin, menjadi seorang yang lebih teliti, dan selalu berpikir sebelum bertindak.
Saya tidak patut menjadi lupa. Lupa bahkan tidak boleh ada di kamus saya besok. Lupa juga tidak boleh di tolerir sama sekali. Lupa adalah haram bagi saya.
Dan ketika saya terbangun karna adzan subuh, kemudian beranjak dari tempat tidur setengah jam lebih awal dari aktivitas yang harus saya lakukan. Saya melangkah ke kamar mandi dengan mata yang sebagiannya masih terpejam, kemudian saya tersandung oleh sesuatu atau menabrak pintu atau dinding. Itu adalah sebuah kesalahan, dan besok kesalahan seperti itu tidak boleh ada di kamus saya bahkan hidup saya tidak dapat menolerir hal tersebut. Kemudian setelah mandi dan sholat saya pergi ke tempat perkuliahan, selama perjalanan menuju tempat tersebut saya selalu di hadapkan dengan pikiran-pikiran yang seharusnya tidak di pikirkan. Itu sangat mengganggu. Saya tidak bisa berhenti berpikir sampai saya harus mencari seseorang untuk di ajak berbicara.
Apakah saya adalah orang yang tidak pernah berpikir sebelum bertindak? Dalam keadaan serius dan panik saya akan melupakan itu. Tapi jika kejadiannya adalah fase pengulangan mungkin saya akan sepintas mengingat apa yang pernah terjadi dan menjadikan ingatan itu untuk tindakan saya.
Dan bila saya masih salah dalam bertindak, apakah itu kehendak tuhan? itu murni kesalahan saya.
Saya sering kali di jejalkan oleh Overthinking yang hampir mengganggu waktu istirahat saya. Saya pernah berpikir dari jam 12 malam selepas mengerjakan tugas dan terjaga sampai pagi hanya untuk berpikir, entah apa yang di pikirkan. Saya selalu berpikir mengenai apa yang akan terjadi besok dan bagaimana cara saya melaluinya menggunakan kesalahan-kesalahan saya di hari yang lalu.
Contohnya seperti malam ini saya tidak memegang uang sepeser pun berarti besok saya harus pergi ke ATM untuk membeli tiket kereta dan makan siang tentunya. Atau tugas dan yang lainnya.
Saya sudah merasa lebih baik sekarang. Saya tidak berharap akan membaca tulisan ini lagi, saya tidak ingin merasa terlalu bersalah dalam kehidupan ini. Saya tahu saya hanya sekali menjalani hidup ini dan jangan menyia-nyiakannya, selalu ada kata tapi di tulisan saya. Tapi itu beban untuk hidup saya.
Saya tidak bisa hidup untuk diri saya, saya harus menjadi sosok yang lain seperti apa yang orang-orang sukses lakukan, bangun pagi-pagi buta, berolahraga, makan sereal, pergi ke kantor. Oh saya tinggal di Indonesia, sarapannya mungkin bubur ayam atau nasi uduk atau yang lainnya, mungkin tidak sarapan. Di Indonesia pergi ke kantor antara pukul 5-8 pagi, saya tentu akan mendapatkan pekerjaan yang masuk kantornya sekitar pukul 7 pagi dan perjalanan menuju kantor menghabiskan waktu sekitar lebih 1 jam belum bangun tidur, sholat dan merias diri. Saya akan bangun lebih awal dan tidak pergi berolahraga. Dan tidak melulu semua pekerjaan berada dalam ruangan bernama kantor, bisa saja saya bekerja di sbeuah bengkel atau pertambangan, atau sebuah toko.
Saya punya cara saya sendiri untuk hidup, menghibur diri dengan berbaring saja cukup, standarisasi saya berbeda teman saya dan teman saya pun mempunya standarisasi berbeda dengan yang lain. 

Jadi bila suatu hari saya mengalami masa sulit itu diantara saya harus belajar atau sebuah hukuman.

Saya memang harus banyak berjuang, mengingat saya tidak terlahir dari seorang Ibu Negara dan Keluarga Superior atau orang-orang bertahta, saya orang miskin dan bila saya masih miskin sampai mati itu adalah kesalahan terbesar saya. Miskin tak melulu mengenai benda yang kita punya, nurani yang baik juga sebuah harta, keluarga juga sebuah harta.

Tapi ada kalanya saya ingin pergi jauh, jauh sekali sampai di rindukan.

Saya salah dalam diri sendiri bahkan dalam orang lain pun.

Apa saya harus berhenti menulis? Saya tidak pernah bijak dalam membuat sebuah tulisan. Saya hanya menulis semaunya. Saya menulis hanya untuk menyalurkan emosi saya, saya merasa ingin meledak bila tidak menyalurkan emosi saya. Dalam keadaan apapun saya menyempatkan untuk menulis entah itu sambil tertawa, menangis, tersenyum aneh, dan bingung sendiri. Saya bisa panik bila dalam rentang beberapa bulan tidak menulis. Menulis apapun yang ada di kepala saya. Saya suka itu. Menulis dengan beberapa gaya.
Saya bukan orang bijak, Saya pun bukan orang baik, Saya adalah saya yang telah ibu saya lahirkan.

Terkadang saya merasa lelah jika terlalu lama mesra dengan kata-kata, sampai jari saya bengkok dan kukunya tumbuh miring itu gara-gara saya terlalu banyak menulis. Kemudian saya beralih mengetik di laptop. 

Saya pernah mencoba melakukan Podcast. Saya berpikir itu tidak akan melukai tangan saya, tapi saya memiliki suara yang begitu kecil, bahkan perekam suara tak dapat merekamnya dengan baik, harus dengan volume yang tinggi. Jika tidak itu hanya terdengar seperti suara bisikan atau jari yang mendentum barang.

2:46 PM
7032020
Biasain panggil 'ara'

Seorang manusia yang memiliki sepenggal kalimat untuk mencintai dirinya sendiri

Posting Komentar

Kamu sebaiknya tahu mengenai tata krama umum yang biasa digunakan. Disini saya memiliki bagian hampir semuanya. Jika ada yang ingin ditanyakan silahkan dengan kata yang baik.
Terima kasih telah memenuhi standar untuk berkunjung.

Lebih baru Lebih lama