Saat aku melihat ke arahku di depan cermin tak berbingkai dengan sudut-sudutnya yang mengkilap
Aku berbisik pada diriku sendiri
Meneriakinya dengan umpatan-umpatan kecil berintonasi rendah
Kemudian kau menghampiri dengan seutas kalimat penenang "semuanya akan baik-baik saja."
Tiap helai rambut membuat simpulnya sendiri menatanya bak pohon-pohon di hutan rimba, tak seirama seperti ilalang dan rumput liar di padang yang luas
Aku tidak benar-benar ingin kehilangan segalanya saat hadirmu adalah sebuah petaka yang tak akan ada habisnya
Walau dunia harus kehilanganmu, tidak denganmu yang tak pernah berharap akan hal itu
Seberapa besar suatu masalah terjadi
bahkan sampai pertengkaran tanpa henti
Sebuah obsesi untuk saling memikat dan mengasihi selalu diyakini akan terus melekat
Tak tahu harus bagaimana
Walau caranya salah setidaknya tujuan yang sudah di harapkan sesuai dengan kebenaran yang ada
Tak dapat mengerti juga bukan suatu gurauan yang menyenangkan, kalau pun tak dapat memahami tapi hadir ku selalu membutuhkanmu
Bahkan sampai pertengkaran tanpa henti
Tapi Hadirku selalu membutuhkanmu
Bukan suatu kecocokan bila kebersamaan ditimpa sebuah perbedaan dan selalu di iringi argumen bernada tinggiCant