Jimmy, aku membencinya. Sebenci-bencinya seorang adik kepada kakaknya. Lebih dari itu, bahkan jauh lebih dari anjing pengembala yang membenci serigala.
Bagaimana bisa coba adiknya sendiri membenci si kakak yang ketampanannya tidak sebanding dengan panjang catatan sejarah di sekolah. Katanya ia di gilai banyak perempuan. Katanya lagi Jimmy adalah seorang anak laki-laki yang di cintai banyak guru di sekolahnya. Butuh bertahun-tahun untuk menghilangkan kebencian yang begitu melekat erat dalam hidupnya, sungguh menyedihkan bagaimana ia mengingat semua yang telah terjadi. Ibunya juga memilih Jimmy untuk di ajak bersanding dengan masa depan.
Kalau tidak ada yang tahu sifat aslinya bagiamana, tidak ada cara yang baik selain terus-terus memendam kebencian.
Gara-gara Jimmy, semua hubungan baik dengan teman-teman kandas begitu saja. Tak ada lagi yang dapat ia percaya bahkan Ien sekalipun. Ien salah seorang teman yang tempat tinggalnya tidak jauh dengannya dan hampir setiap hari melalui rute dan menjalin perbincangan selama pulang sekolah. Sekarang Ien bukan siapa-siapa setelah apa yang Jimmy lakukan pada gadis itu. Bahkan ia tak lantas harus membenci Ien, menjaga jarak dengan Ien sudah lebih cukup, melihat Ien memilih teman-teman yang lain sudah membuatnya jauh cemburu. Ien tak lagi membutuhkannya, bahkan mengganggap dirinya bukan dari bagian masa lalunya.
Jadi, mau bagaimana pun Jimmy harus hancur, seperti dia yang hancur karna kehilangan Ien.
Ternyata bukan hanya Ien. Beberapa anak dari kelas sebelah juga mengenal Jimmy.
"..." Tentu isinya mengenai kebaikan yang mereka tahu mengenai Jimmy dari ujung rambut yang bercabang sampai telapak kaki panjang yang selalu ia lihat tiap malam. Paras membutakan mereka.
"Jimmy tak seperti apa yang ada dalam benak kalian. Aku lebih tahu dari apa yang kalian tahu."
"Itu mengapa kau begitu posesif terhadap saudaramu. "
"Kalian hanya tidak tahu, kemudian kalian beranggapan aku adalah sisi negatif dari dirinya. Tak selamanya orang bodoh yang reputasinya buruk ingin selalu mencelakai orang. Karna aku tak ingin kalian beranggapan hal buruk setelah tahu yang sebenarnya, kalian temanku."
"Jadi, rumor mengenai kau lesbian itu benar."
"Terseterah! Aku tidak ingin membuat masalah dengan seorang teman."
Semua orang harus mengenal Jimmy agar hidupnya tak percuma, mereka harus bermasalah dan merasakan kebohongan yang membahagiakan. Karna Jimmy yang akan membalaskan rasa sakitnya itu kepada teman-temannya.
Mudahnya Jimmy hanya harus membuat teman-temannya terkesima dan jatuh cinta, kemudian menjalin sebuah hubungan, sampai pada akhirnya merasakan kehancuran setelahnya.
Itu setelah berminggu-minggu kemudian, masalah demi masalah mneghantam. Jimmy juga membenci dirinya, itu hal wajar. Mematahkan tulang kakinya atau menghantam hidungnya dengan buku tebal bukan hal sulit. Tapi ia tak ingin membuat ibunya semakin benci terhadapnya. Jimmy adalah kebanggan ibu, jadi ia harus membahagiakan Jimmy agar ibu bahagia.
Tidak sulit. Ia hanya harus pindah sekolah. Pindah kota dan kemudian pindah sekolah, menjadi pribadi yang baru dan mencari beberapa teman untuk menjadi bagian dalam hidupnya. Ia hanya butuh teman yang melihatnya sebagai dirinya sendiri, bukan sebagai adik dari Jimmy yang dungu.
Dan tebak apa yang terjadi setelah kepergiannya?
Ceritanya mulai menyenangkan di sini. Jadi, ada seorang gadis keturunan cina yang menghubungiku. Itu sudah cukup lama setelah aku pindah. Dia minta sebuah ganti rugi dan permohonan, lantas aku menolak dan menjalin pertemanan dengannya. Bayangkan seorang gadis cantik yang pernah dipacari Jimmy, oh tuhan kalau aku seorang Pria aku akan bertemu dengannya, meredam rasa sedihnya, dan mencoba membuatnya jatuh padaku. Itu yang di lakukan Jimmy kepada teman-temanku. Kemudian setelah dia mendapatkan apa yang di inginkannya, entah itu rasa cinta, belas kasihan, uang, atau sekedar ciuman, dengan berat hati di tinggalkannya. Jimmy mengatasnamakan Ibunya yang tak menyetujui hubungannya itu. Kemudian ia hanya butuh seminggu untuk sembuh dari memar di hatinya dan mencari yang lain sebagai penghibur.
Ah, Jim. Kau adalah aktor terbaik di kota ini.
Semua termakan oleh paras, gelagat dan semua hal yang melekat padanya adalah kebohongan.
Aku jadi ingat beberapa tahun lalu, di asrama sekolah lama. Semua bertanya kepadaku tentang bagaimana hidupku, secara tidak langsung mereka hanya ingin tahu bagiamana seorang Jimmy hidup dengan kebiasannya, siapa anggota keluarganya dan bagaimana Jimmy mendapat popularitas sehebat itu. Aku bercerita bohong pada saat itu, tidak sepenuhnya bohong. Aku mengikuti Jimmy.
"Ayahku tidak bekerja karna keahliannya adalah pengangguran. Ibuku sakit-sakitan dan tahulah bagaimana aku jarang masuk dan setiap masuk selalu telat. Sebenarnya mereka dalam masa perceraian."
"Apa kau tahu Kak Jimmy dan Kak .."
"Siapa? Aku tidak peduli siapa namanya. Kalau mau berjuang, berjuang saja sendiri, jangan libatkan aku! Bahkan aku tidak mendapat tarif sesuai apa yang telah aku lakukan."
Setelah pembicaraan itu aku sadar, temanku Wanda yang membawaku ke asramanya juga menginginkan informasi mengenai Jimmy. Wanda teman baikku yang agak gila dan aneh, sia periang ini punya muslihatnya sendiri. Beberapa bulan kemudian Wanda pergi dan membiarkan aku sendirian.
Begitu indah saat harus merasakan depresi sendirian.
Dan saat ia pergi Wanda kembali. Sesaat setelah itu Jimmy juga memutuskan untuk pindah.
Drama yang cukup keren, bukan?
Ia amat membenci Jimmy, dan sekali-kali ingin menghabisinya. Tapi ia tak ingin melakukannya secara langsung, ia ingin melihat penderitaan yang menyakitkan secara perlahan namun pastinya benar-benar membunuh. Karna Jimmy sepatutnya harus merasakan apa yang di rasakan olehnya. Tentang ketidak-berdayaannya setiap malam, setiap rasa panas yang menyentuh bagian tubuhnya yang menyedihkan, ia harus terlahir sebagai kesalahan, bahkan sampai sesuatu yang tidak dapat di kembalikan. Masa lalu itu kejam, tergantung dari bagaimana kau memperlakukannya. Dan Jimmy yang telah mencuri segala sesuatu yang tidak diketahui benar-salah olehnya.
Ada fakta yang mengejutkan yang telat aku sadari. Jimmy itu terobsesi kepada dirinya, jadi dia tak akan mau mengalah pada dirinya yang haus akan perempuan.
Mau itu berdosa atau tidak, ia harus lakukan atas nama ketidaktahuan yang terus-terusan ia lontarkan untuk membela diri.
"Aku tahu segala tentangnya, jadi jangan anggap aku posesif atau yang lainnya. Aku hanya ingin melindungi teman-temanku."