Awalanya beberapa waktu lalu aku memutuskan untuk membuat dua opsi dengan memberi kemungkinan di salah satunya. Opsi pertama aku tidak akan menjalin apapun dengannya. Opsi kedua aku tidak akan meninggalkannya, dengan syarat dia tetap menjadi dirinya yang kukenal. Tapi atas suatu hal yang dia bicarakan padaku, aku memutuskan untuk berhenti. Mengenai apa yang akan kakakku dengar nantinya. Aku hanya ingin berada pada suatu kebaikan dan benar-benar menghindari suatu keburukan yang Tuhan tidak ingin itu.
Dia katakan padaku tentangnya beberapa waktu lalu, tentang dia yang sebenarnya. Sebelumnya aku juga memberitahu tentangku dan sesuatu yang telah terjadi.
Dan selama aku mendengar dan melihat sejauh ini, kita bukan sebuah puzzle yang bisa disatukan. Dia menginginkan sesuatu yang terkadang tidak aku inginkan. Mungkin kesenangan kita hampir sama, mungkin tempat kita sama. Tapi perubahan di masa depan kita berbeda, mimpi kita berbeda. Mimpinya hanya menginginkanku, sedang aku bermimpi menjadi lebih baik di masa mendatang. Sedang dia tidak bisa melangkah sejajar disampingku.
Dia yang masih berada pada dirinya, sedang aku masih menginginkan masa laluku. Dia berjalan dengan lintas jalan yang kebanyakan anak muda seakan-akan baru mengenal dunia dan mecoba dosa disana-sini, dia masih berpikir labil. Aku tidak menganggap diriku sudah dewasa, aku juga pernah berada dalam situasi seperti itu. Tapi aku belajar dengan cepat, dan memahaminya untuk tidak melakukan tindakan tidak menguntungkan seperti itu. Bisa dikatakan dia pergi untuk bersenang-senang seperti dibanyak lagu yang di dengarkan.
Walau kebanyakan orang berpikir itu adalah hal wajar dan aku juga menulis hal tersebut di ceritaku tapi aku ingin menjalani hidup sesuai kaidah yang pernah aku pelajari semasa hidupku. Mengikuti norma-norma yang dahulu aku pelajari. Aku mempunyai bagianku dan menghargai apa yang dia lakukan itu cukup, tapi untuk menjadi bagian di sisi hatinya kurasa tidak. Dan ini kembali lagi pada kehidupan keluargaku dulu. Memang keluargaku sekarang sudah berubah tapi aku masih menerapkan prinsip dari keluargaku yang dahulu.
Aku mempunya bagianku dan aku harap kau menghargai yang aku inginkan seperti aku menghargai apa yang kau lakukan.
16-12-18
Yah, barusan dia mengirim pesan melalui salah satu akun sosial media setelah aku mengupload fotoku dengan riasan wajah yah yang lumayan menipu. Sudah lama kita tidak bertemu dan memang aku tidak ada niatan untuk mengatakan sesuatu padanya. Dia mengirim pesan, tawaran untuk pergi bersamanya. Kalau ada kesempatan aku akan mengirim screenshootnya.
Tags:
Diary