Saat wajah ini terlapis oleh cairan foundation, dibubuhi bedak dan ada kemilau di ujung hidung, semburat kemerahan di tulang pipi yang dibuat secara sengaja, belum lagi warna merah Auburn yang melapisi bibir diberi kesan berisi saat lip balm di oles. Masih ada banyak mengenai Mascara yang membuat bulu mata seakan lebih lentik dan berisi, tentang eyeliner yang membuat garis mata memberi kesan lebih besar, contour dan shading yang membuat wajah berkesan simetris. Kau harusnya tahu kenapa aku melakukan ini?
Hari itu wisuda angkatan '14 dan aku datang untuk sekedar memberi ucapan pada mereka yang melakukan upacara kelulusan. Ah, senangnya melihat mereka jadi lebih rupawan dan anggun.
Tapi hari itu ada yang sempat terlupakan, tentang bubuk bedak yang banyak dinilai oleh salah seorang teman pria.
Katanya, "Bedaknya tidak rata, tuh!" lantas dia menyodorkan tangannya dan alih-alih melakukan sesuatu di pipi kananku. Melakukan sesuatu yang seakan-akan meratakan warna bedak yang katanya tidak rata itu, aku sendiri hanya menurut mengingat itu adalah hal yang memalukan. Aku memejamkan mata sebentar dibawah sinar matahari yang jatuh diantara kita yang tampak mencolok di siang hari itu. Cukup lama untuk sekedar meratakan bedak translucent, entah mungkin dia melakukan sesuatu seperti memerhatikan warna lipstik yang tidak biasa aku gunakan atau hal yang lainnya.
Dia dengan kemejanya, celana berbahan drill, dan ujung sepatu pantofel yang mengkilat. Aku melihatnya. Bola matanya yang coklat masih melihat ke arahku, sudut alisnya terbentuk kemudian sebelum aku berniat untuk berbicara.
"Sudah?"
"Kelihatannya begitu."
Dia kemudian berhenti dan membiarkan aku melangkah lebih dulu. Cardigan flanel di siang hari yang dimana matahari tampak begitu terik, kelihatannya kurang menarik. Dia mengekor sedang aku lebih memilih mengesampingkan fakta yang barusan muncul di pikiranku. Dia melakukannya hanya untuk sesuatu yang sebenarnya tidak begitu, yang sebenarnya memang tidak ada yang salah dengan riasan wajahku, dan bodohnya aku baru menyadarinya setelah dia melakukannya.
Tidak ada yang mengomentari tentang riasanku sejauh ini dan ini sudah 1 jam lebih setelah aku datang dan berjalan kesana-kemari.
Sesekali aku mendapat respon yang kurang menyenangkan dari beberapa orang yang lalu lalang. Seperti menggoda atau semacamnya, kupikir aku mendapat hal seperti hanya saat aku memoles wajahku. Lantas aku menghiraukannya karna mereka pada dasarnya tidak tahu seperti apa wajah asliku.
Dan sekali lagi aku mendapatkan suatu hal yang tidak bisa dibilang kurang menyenangkan, hanya saja mungkin aku memutar balikkan perasaanku hari itu.
Aku mendapat sebuket bunga dari seorang wisudawan, dia seorang pria yang lumayan gemuk dan berpenampilan rapi dan bersih. Dari banyak yang memberitahuku, dia memang sosok senior yang baik dan penyayang. Sebelumnya juga ada kesempatan aku dengannya mengambil foto bersama. Ada rasa senang dan pikiran curiga yang selalu terselubung dalam benakku.
"Bunga ini untukmu." Katanya saat ia hendak melangkah pergi. Aku melihatnya tersenyum, ekspresi wajahnya terlihat selalu menggembirakan seperti bunga di musim semi. Aku terpaku pada diriku yang masih tidak percaya. Ia pasti mendapatkan buket bunga ini dari orang lain dan entah kenapa ia malah memberinya padaku, apa ada alasan dibalik ini?
"Eh, sungguh?"
"Ya. Untukmu."
"Benarkah?"
"Iyaa.."
Aku masih berada pada ketidakpercayaanku, terdiam sesaat dan melihatnya melangkah pergi.
"Terima kasih banyak, kak!"
"Iya, sama-sama."
Dia memang sosok yang baik semenjak aku mengenalnya, hanya saja aku terlalu banyak menyaksikan film dan membaca cerita romansa yang menjadi bunga sebagai objek dari cinta. Aku kembali pada diriku dan terus mengucapkan selamat pada mereka yang kukenal.
Sejauh ini aku menilai, seseorang akan menghargai mereka yang berpenampilan menarik, mungkin untuk lebih mudah dipahami adalah mereka yang berparas cantik dan rupawan akan dihargai dan mudah mendapat hati.
Apa aku terlalu jahat untuk dengan mudah menilai itu. Tapi pada dasarnya aku tidak menilai baik dari segi itu, aku mencari orang yang nyaman untuk diajak menjalin sebuah pertemanan.