Arsip: Home SweetHate

 Seperti kisah kebanyakan, Yelena dan Ryan tinggal bersama untuk beberapa waktu yang terbilang cukup lama. Tak butuh sebuah awal mereka hanya sekedar saling mencintai dan kegilaan Yelena yang selalu di tolerir Ryan adalah suatu keajaiban dari banyaknya pria di muka bumi. Dari Yelena yang selalu masuk ke dalam bilik toilet untuk buang air di saat Ryan tengah menghabisi setiap detail ancaman dari kuman, kemudian wanita itu mulai bicara banyak atas apa yang dilihatnya. Dan Ryan hanya membasahi tubuhnya dengan air dari shower, kemudian juga ia bergulat dalam pikirannya apakah yang sebenarnya terjadi pada dirinya sehingga ia bisa menerima wanita itu dengan hati yang terbuka.

Semuanya dimulai dari pagi, tidak ada satupun dari mereka yang membiarkan mata mereka terpejam. Ada suatu aktivitas yang lebih menyenangkan untuk dilakukan ketika mereka bersama, entah itu menonton film aksi untuk belajar bagaimana menjadi lebih unggul dari para aktor yang berlaga dengan api dan aksi-aksi menegangkan- kemudian mereka mulai menyampaikan pendapat mereka. Dari segi keadaan yang sesungguhnya di hadapi di lapangan sampai membicarakan mengenai berapa bobot tubuh yang dilakukan untuk mendapatkan waktu se-tepat itu dalam dunia nyata.


"Menurutmu?" Ryan mengajukan pertanyaannya untuk mendapatkan pendapat dari apa yang telah mereka rundingkan sebelumnya. Kekasihnya itu hanya terus-terusan mengunyah kacang goreng mentega yang saat pulang bertugas dibelinya di mini market dekat tempat tinggal mereka. Dia sedikit agak tidak sabar dan mencoba menunggu untuk beberapa saat sampai Yelena menoleh ke arahnya.


"Aku tak akan pernah keluar dari area itu."


Ryan mengangkat bantalnya dan menatap ke arah Yelena dengan matanya yang selalu berkilau pada kilat cahaya lampu yang remang. "Apa sebabnya?"


"Itu kartu kuning." Yelena menarik mangkuknya dan membenarkan letak kenyamanan posisi duduknya, kemudian ia kembali pada layar televisi. "Offside."


Rasa benar-benar segaring kacang goreng, bahkan itu bukan sebuah lelucon yang sama sekali tidak lucu.


Ryan lantas bangkit dari sofa yang ia beli 2 bulan lalu, rasanya benar-benar segaring kacang goreng rasa original. Ia menarik gorden jendelanya untuk menghalau sinar matahari yang mulai mengintip di celah-celah, kemudian memerhatikan seberapa berantakan yang telah ia lakukan dengan kekasihnya itu di atas sofa. Remahan keripik kentang berhamburan di atas selimut dan tumpahan beer yang menyisahkan warna pekat pada selimut pink pastle kesayangannya.


"Oke, waktunya tidur, sekarang sudah jam 6 pagi. "


Yelena ikut berdiri dan merenggangkan sendi-sendinya yang rasanya mulai saling mengeratkan satu sama lain, ia menarik selimutnya untuk menutupi bagian bawahnya yang hanya mengenakan panties berwarna senada dengan kulitnya. Ryan terlihat tengah memerhatikan apa yang dilakukannya, lantas ia mendekat untuk membersihkan beberapa remahan keripik yang masih menempel.


"Kau harus cari selimut yang lain." Begitu katanya.


"Okey!" Yelena mengangguk begitu saja dan berlalu ke dalam kamar meninggalkan Ryan dengan kekacauan yang di lakukannya.


Kini karpet bludru itu yang kotor, dan Ryan mencoba melupakan wine yang masih tersegel di atas meja. Nyatanya beer lebih menarik dari dirinya. Televisi dan penghangat ruangan di matikan, keadaan pun semakin senyap sampai salah seorang dari mereka mengeluarkan kepalanya dari daun pintu untuk menyaksikan seseorang yang tengah berbenah sebelum tidur pagi.


"Sayang.." Panggil yelena.


"Apa?" Ryan mematikan vacuum cleaner yang kini mengambil alih suara seisi ruangan. Dan melihat penampilan kekasihnya itu dengan celana dalam yang ternoda oleh beer di pinggang.


"Tidak ada."


\∆\∆\∆\∆



Biasain panggil 'ara'

Seorang manusia yang memiliki sepenggal kalimat untuk mencintai dirinya sendiri

Posting Komentar

Kamu sebaiknya tahu mengenai tata krama umum yang biasa digunakan. Disini saya memiliki bagian hampir semuanya. Jika ada yang ingin ditanyakan silahkan dengan kata yang baik.
Terima kasih telah memenuhi standar untuk berkunjung.

Lebih baru Lebih lama