Orang-orang percaya bahwa yang barusan kulakukan adalah sebuah tipuan, sesuatu yang dilakukan hanya untuk sekedar mencari perhatian, sesuatu yang tidak serius dan hanya sesuatu yang hanya sekedar untuk dilakukan. Orang-orang beranggapan semua perilaku yang tersampaikan dari diriku adalah sebuah kebohongan, hanya sesuatu yang terlintas sesaat, dan sesuatu yang seperti angin lalu. Ketika aku berusaha sekuat tenaga dan berpikir sekeras mungkin untuk menyampaikan sesuatu agar sampai dengan benar dan dapat diterima dengan pikiran terbuka dan tidak menyudutkan beberapa pihak, kelihatannya begitu mudah sekali. Sampai-sampai aku menangis memikirkannya. Dan orang-orang hanya akan menilai bahwa tangisanku adalah sebuah tanda orang yang lemah. Orang-orang mudah sekali tidak peduli dan hidup dalam kesenang-senangan semata.
Aku melihatnya dengan cara lain, tentang bagaimana orang-orang memanggul beban mereka yang di ikat erat di punggung mereka. Mereka yang menjulang tinggi dan memiliki kemungkinan besar untuk mudah di tangkap oleh netra siapapun akan semakin membungkuk dan memastikan bahwa dirinya tidak menarik perhatian siapapun, punggungnya akan seperti udang ang di rebus. Semakin membengkok dan menyentuh bagian tubuh yang dibawahnya. Itu menyakitkan dan bila kembali pada posisi tegap besar kemungkinannya tulang bagian depan mereka akan patah, tulang-tulangnya akan terlepas dari sendi-sendinya, kulitnya bahkan akan sobek dan terbuka. Tentu tidak mudah mengembalikan ke posisi semula sebagaimana ia seperti pada saat baru lahir.
Kamu percaya yang barusan itu adalah penggalan-penggalan yang menggantung pada dahan di dalam rimba pikiranku yang menjerat erat sekali dan beberapa belakangan ini ada sambungan-sambungan yang terputus sudah kembali tersambung.
Kamu bahkan percaya bahwa akan ada sebuah perubahan yang tidak dapat di lihat atau di jelaskan, tapi ketika perasaanmu mengambil alih lebih banyak dari dirimu, kamu akan dapat menilai semua perubahan-perubahan yang tak kasat mata kuhadirkan secara sengaja kepadamu.
Sebuah pesan singkat sampai di sebuah ponsel yang tersambung dengan kabel charger di tepi lemari yang bersandar pada dinding semen. Pesan singkat tanpa basa basi selayaknya manusia yang sangat amat dekat. Sebuah pesan singkat yang hanya sekedar di sampaikan untuk ememnuhi kebutuhan mereka, menghilangkan perasaan-perasaan risau yang bergelut dalam benaknya. Mereka itu orang-orang yang takut terhadap kekhawatiran, mereka tidak ingin pusing berkepanjangan, mereka adalah orang-orang yang hanya memenuhi kriteria sebagai manusia untuk memenuhi kehidupan ini untuk sedikit lebih ramai. Aku pun begitu. Aku munafik bermuka dua. Aku ini pembohong ulung dan tak pantas di tempatkan di steiap sisi bahkan sudut mana pun.
Seharusnya kamu paham, orang-orang yang pantas di bumi hanguskan adalah aku yang tak memiliki potensi dalam hidup sama sekali. Aku hanya menggemari hal-hal kesepian dan kesendirian. Hal itu tentu bukan suatu hal yang menguntungkan siapapun. Aku hari ini, lalu, dan esok adalah orang-orang yang kehilangan gairah untuk hidup, dan tepat kamu menangkap semua atensi pada raut wajahku. Aku hanyalah manusia yang sekedar hidup untuk memenuhi kriteria hidup seseorang-bersosialisasi- banyak orang membutuhkan itu dan aku membantu mereka untuk memenuhi hal tersebut. Aku pun ikut serta menjadi batu pijakan untuk orang-orang menjadi gemilang, agung, bersinar, memiki norma-norma kemanusiaan dan hal-hal beradab lainnya.